Bingung Memilih Membeli Rumah atau Apartemen? Simak Pertimbangan Berikut Ini

Mempunyai tempat tinggal merupakan salah satu keperluan primer setiap orang, selain makanan dan baju. Tetapi, mempunyai tempat tinggal di jaman sekarang ini tidaklah mudah. Maklum, karena harga rumah sekarang terbilang mahal. Selain itu, kenaikan harga tempat tinggal juga cukup cepat setiap tahunnya. Terutamanya jika lokasi rumah dekat dengan pusat kota, harganya bisa lebih mahal lagi.

Banyak kalangan yang berkegiatan di perkotaan akhirnya hanya sanggup membeli rumah tapak atau landed house di pinggiran kota. Alasannya tidak lain karena harga rumah di pinggir kota masih lebih relatif murah meskipun risikonya mereka harus menempuh perjalanan jauh setiap hari untuk ke tempat kerja. Ada pula yang akhirnya lebih memilih membeli apartemen karena harganya tidak berbeda jauh dengan rumah tapak namun terletak lebih dekat dengan pusat kota atau tempat kerja.

Apabila Anda saat ini sedang bingung untuk memilih antara membeli rumah tapak atau apartemen, lebih baik pertimbangkan beberapa hal di bawah ini:

1. Tentukan kebutuhan

Langkah pertama adalah mengenal kebutuhan Anda. Tempat tinggal, apakah itu berbentuk rumah tapak atau hunian vertikal seperti apartemen, akan menjadi rumah tempat Anda membangun hidup selama bertahun-tahun kedepan bersama keluarga. Selain lokasi, keadaan lingkungan, ketersediaan dan keterjangkauan fasilitas publik, dan lain sebagainya, perlu menjadi pertimbangan penting.

Sebagai contoh, Anda senang berkebun sehingga memiliki keinginan tinggal di rumah yang mempunyai halaman supaya dapat ditanami bermacam-macam jeniss tanaman. Apabila demikian, membeli rumah tapak mungkin lebih cocok dengan keinginan Anda tersebut daripada tinggal di hunian vertikal yang tidak menyediakan halaman. Atau malah, sebaliknya di mana Anda sangat mengharapkan efisiensi waktu sehingga untuk mengejar hal-hal tersebut, Anda mungkin lebih cocok tinggal di apartemen yang terletak tidak terlalu jauh dari tempat kerja.

Dengan mengetahui keperluan, Anda dapat mengevaluasi sendiri kecenderungan memilih tempat tinggal mana yang sesuai untuk kehidupan Anda dan keluarga. Rumah tapak cocok untuk Anda yang suka lingkungan tradisional dan komunal, di mana antar tetangga masing-masing mempunyai halaman rumah sendiri. Sedangkan hunian vertikal seperti rumah susun atau apartemen cocok bagi Anda yang suka kepraktisan karena umumnya apartemen telah dilengkapi dengan bermacam-macam fasilitas menarik mulai dari kolam renang sampai taman bermain anak.

2. Sesuaikan kemampuan kantong

Sesudah menentukan kebutuhan, saatnya melangkah menyesuaikan kemampuan kantong. Isi kantong sulit untuk dibohongi sehingga seringkali keperluan seseorang perlu disesuaikan juga dengan kemampuan kantong yang dia miliki. Tidak terkecuali untuk urusan pembelian rumah.

Apabila membeli rumah tidak memungkinkan dijalankan secara tunai, Anda dapat menggunakan fasilitas pembiayaan kredit rumah atau apartemen yang banyak disediakan oleh bank. Yang perlu Anda fokuskan jika berkeinginan membeli rumah dengan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) atau Kredit Pemilikan Apartemen (KPA) ialah menyiapkan uang muka atau down payment (DP). Selain itu, pastikan beban cicilan juga tidak melampaui 35% dariĀ  total pendapatan rutin Anda.

Mana yang lebih relatif murah antara rumah tapak dengan apartemen? Jawabannya akan sangat beragam. Apabila Anda saat ini bekerja di Jabodetabek, Anda masih dapat menemukan rumah tapak dengan kisaran harga Rp300 juta-Rp500 juta di kota-kota penopang ibukota. Di tempat Tangerang sebagai contohnya, masih ada rumah seharga Rp300 juta yang letaknya kurang lebih 35 kilometer dari ibukota. Luas lahan tempat tinggal rata-rata ditawarkan mulai 60 meter persegi dengan luas bangunan bervariasi. Ada juga rumah yang lebih murah lagi, yaitu di bawah Rp200 juta, dengan lokasi lebih jauh dan termasuk golongan rumah subsidi.

Jarak rumah dengan beberapa fasilitas umum sangat menentukan harga jual. Semacam dekat dengan pusat kota, harga rumah tentu akan semakin mahal. Lalu, semakin dekat denganpusat transportasi publik seperti stasiun commuter line atau terminal bus, harga rumah juga akan semakin mahal. Ada juga rumah yang berdekatan dengan rumah sakit, pusat perbelanjaan, sekolah, children playground dan semacamnya, juga akan meningkatkan harga jual.

Di sisi lain, apartemen atau hunian vertikal yang harganya di bawah Rp400 juta dengan lokasi lebih dekat dengan pusat kota juga masih banyak. Tetapi, kebanyakan yang di kisaran harga tersebut merupakan apartemen kelas studio yang lebih sesuai untuk lajang. Bagi yang sudah berkeluarga, tinggal di apartemen kelas studio akan cenderung terlalu sempit. Sebagai informasi, luas apartemen jenis studio biasanya tidak lebih dari 30 meter persegi.

3. Mempunyai perbedaan status kepemilikan

Mempunyai rumah tapak berarti Anda sekaligus mengantongi hak milik berupa Sertifikat Hak Milik (SHM). Artinya, bukan hanya bangunan saja yang Anda miliki, tetapi juga tanahnya. Anda berkewajiban membayar pajak bumi dan bangunan per tahun terhadap negara.

Sebaliknya, apabila membeli apartemen atau rumah susun, berarti Anda akan menerima Sertifikat Hak Milik atas Satuan Rumah Susun (HMSRS) alias strata tittle pada unit apartemennya saja. Ini berarti yang menjadi milik Anda 100% adalah bangunan unit apartemen. Meskipun fasilitas lain yang ada di apartemen tersebut seperti kolam renang, tempat parkir, dan sebagainya, berstatus milik bersama. Begitu juga tanah di mana apartemen tersebut berdiri, statusnya merupakan milik bersama.

Pembeli apartemen akan mengantongi Hak Guna Bangunan (HGB) yang mempunyai rentang waktu tertentu, umumnya 30 tahun atau 50 tahun. Jika saat periode waktu HGB telah berakhir, pemilik apartemen harus memperpanjang lagi. Itu juga memerlukan biaya tersendiri.

4. Ketahui biaya lainnya

Apabila Anda membeli rumah tapak, Anda akan menanggung biaya perawatan rumah dan biaya lingkungan. Besar biaya ini bervariasi tergantung pada kelas perumahan. Untuk perumahan kelas atas, biaya lingkungan untuk keamanan dan kebersihan tentu lebih mahal dibanding perumahan kelas bawah.

Adapun jika tinggal di apartemen, umumnya ada biaya-biaya maintenance bulanan yang ditetapkan menurut luas unit dan dapat ratusan ribu sampai jutaan rupiah per bulan, biaya parkir tambahan, pun ada juga biaya ekstra jika ada renovasi unit apartemen. itu, jika Anda berencana membeli unit apartemen, sebaiknya tanyakan secara mendetail biaya-biaya lain di luar biaya pembelian unit. Ini penting sebagai gambaran biaya rutin yang nantinya harus Anda bayarkan jika tinggal di apartemen.

5. Efektivitas dan kepraktisan

Banyak orang memilih tinggal di apartemen karena dinilai ebih praktis. Ini karena apartemen umumnya telah dilengkapi dengan bermacam-macam fasilitas bersama dan dekat dengan fasilitas umum yang dapat dijangkau dengan jalan kaki. Fasilitas-fasilitas ini contohnya minimarket, hipermarket, tempat penitipan anak (daycare) bagi orang tua yang bekerja, playground, pusat kebugaran, hingga food court. Di sisi lain, jarak ke tempat kerja dapat lebih murah. Dengan begitu, Anda yang tinggal di apartemen dapat lebih hemat dari sisi ongkos bepergian ke tempat-tempat tersebut.

Sebaliknya jika tinggal di rumah tapak yang mungkin lebih jauh letaknya dari tempat kerja atau fasilitas tersebut, akan menambah biaya lagi. Tinggal Anda perhitungkan mana yang lebih nyaman dan murah bagi kantong Anda.

Mana yang lebih murah antara membeli apartemen atau rumah tapak akan bergantung pada pilihan jenis apartemen atau rumah tapak. Ada biaya-biaya lanjutan di masa depan yang perlu Anda perhitungkan di antara dua pilihan ini. Yang pasti, pilihlah yang paling memadai dengan kondisi Anda.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *